Berikut 5 Teknik Mengatur Risiko Trading Ala Broker Finex

Berikut 5 Teknik Mengatur Risiko Trading Ala Broker Finex

Operatorkita.comBerikut 5 Teknik Mengatur Risiko Trading Ala Broker Finex. Dari rasio risiko / imbalan hingga strategi lindung nilai, Finex broker mengungkapkan 5 teknik paling kuat untuk mengelola risiko perdagangan.

Salah satu kunci utama keberhasilan trader forex adalah memiliki manajemen risiko yang baik. Manajemen risiko adalah metode mengelola potensi kerugian perdagangan sehingga pedagang dapat mempertahankan modalnya dalam jangka panjang.

Pedagang dapat mengklaim memiliki strategi perdagangan yang paling kuat, tetapi akan sangat sia-sia jika diterapkan tanpa memiliki manajemen risiko yang baik.

Untuk pedagang profesional, kemampuan untuk mengelola risiko adalah wajib. Ada banyak cara yang bisa digunakan untuk mengatur risiko trading.

Tetapkan Rasio Risiko / Imbalan

Konsep manajemen risiko yang paling populer di kalangan pedagang adalah menggunakan rasio risiko / imbalan. Singkatnya, rasio risiko / imbalan adalah rasio antara risiko dan keuntungan yang diinginkan pedagang.

Dengan metode ini, trader dapat menentukan berapa toleransi risiko maksimum pada setiap entri posisi. Dengan perhitungan risk and reward yang memadai, sangat memungkinkan bagi trader untuk mendapatkan hasil profit yang konsisten meskipun win rate dari sistem trading tidak terlalu tinggi.

Misalnya, jika seorang trader menggunakan rasio 1: 3 terhadap risiko $100, maka keuntungan yang ditargetkan adalah 3x jumlah atau $300.

Dengan demikian, sebagian kerugian yang didapat bisa ditutup dengan 1x kemenangan. Rasio risk / reward ini tentunya bisa diubah sesuai selera. Untuk pemula, sangat disarankan untuk tidak menggunakan rasio risiko / imbalan yang terlalu besar atau kecil.

Risk / reward yang terlalu besar akan membuat sangat sulit bagi trader untuk mencapainya, sedangkan rasionya yang terlalu kecil juga akan membawa keuntungan yang tidak memadai dalam jangka panjang.

Memutuskan Rencana Keluar

Teknik manajemen risiko perdagangan berikutnya adalah merencanakan rencana keluar. Umumnya, trader hanya fokus pada strategi masuk posisi dan sering melupakan momentum keluar dari pasar.

Bahkan, rencana keluar juga sama pentingnya dengan strategi masuk karena di sinilah pedagang menutup posisi dengan untung atau rugi.

Pada dasarnya, posisi exit trading dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu manual atau otomatis. Keluar manual berarti bahwa pedagang sendiri yang memutuskan kapan waktu yang tepat untuk menutup posisi pada platform perdagangan. Di sisi lain, keluar otomatis adalah dengan memanfaatkan fitur stop loss, take profit, dan trailing stop.

Keluar manual biasanya cocok untuk pedagang yang memiliki waktu untuk memantau pergerakan harga di pasar, dapat bereaksi dengan cepat, dan tidak mudah terpengaruh secara psikologis oleh volatilitas sementara.

Sementara itu, keluar otomatis sering direkomendasikan untuk pedagang yang tidak punya banyak waktu untuk memantau grafik dan secara mental masih mudah dipengaruhi oleh fluktuasi harga di pasar.

Potong Kerugian

Strategi Cut Loss ini berarti bahwa trader menerima kekalahan dalam batas tertentu. Dalam hal ini, posisi broker Finex memotong kerugian sebagai teknik pengurangan risiko untuk membatasi kerugian yang lebih besar.

Jadi ketika harga bergerak beberapa pips ke arah yang berlawanan dengan posisi yang diambil, trader harus cepat menerima kekalahan dan menutup posisi.

Contoh penerapan teknik ini adalah ketika seorang trader membuka posisi Beli pada pasangan USD/JPY pada harga 116.000. Ketika harga sebenarnya bergerak menuju 115.500, trader langsung menutup posisi dan tidak menahannya lagi karena mereka percaya bahwa tren bearish lebih dominan.

Kerugian dapat dibatasi pada 50 pips. Bayangkan jika ternyata USD / JPY terus turun ke 114.000 dan trader tidak berani memangkas kerugian, kerugian yang didapat akan sangat membengkak dan bisa mengikis akun tradingnya.

Stop Loss

Mirip dengan konsep Cut Loss, strategi stop loss juga merupakan salah satu teknik manajemen risiko paling populer yang digunakan oleh para pedagang.

Jika pada saat Cut Loss trader menutup secara manual, maka stop loss adalah strategi untuk menutup posisi secara otomatis. Trader hanya perlu menentukan area mana yang akan digunakan sebagai penempatan stop loss.

Suka atau tidak, stop loss akan sangat berguna bagi trader dalam mengelola risiko dan menjadi bagian dari strategi Money Management.

Namun, tidak ada metode standar untuk menentukan ukuran stop loss. Setiap trader dapat dengan bebas menentukan level Stop Loss sesuai dengan analisis kondisi pasar, tetapi harus logis dan objektif.

Beberapa cara yang sering digunakan antara lain Equity stop, berdasarkan pola (chart patterns), Margin stop, dan berdasarkan volatilitas harga pasar.

Hedging sebagai Stop Loss

Banyak trader yang masih belum nyaman dengan stop loss konvensional karena dianggap kurang cocok untuk mengantisipasi gejolak yang terjadi di pasar.

Nah, bagi trader yang masih menganggap stop loss terlalu kaku, ada alternatif lain untuk membatasi kerugian, yaitu strategi Hedging.

Singkatnya, lindung nilai adalah salah satu strategi yang sering digunakan pedagang untuk mengelola risiko kerugian dengan menyeimbangkan posisi terbuka.

Trader akan membuka dua posisi yang berkorelasi negatif atau arah pergerakan harga berlawanan satu sama lain, sehingga jika ternyata ada satu posisi yang tidak menguntungkan, masih ada posisi kedua sebagai cadangan untuk meraih peluang profit.

Menurut Finex broker, Hedging biasanya dilakukan dengan dua cara, yaitu Instant Execution dan Pending order.

You May Also Like

About the Author: Ranger Jingga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page